Setting 1 : Ilustrasi Musik
Setting 2 : Pagi Hari di Ruang Tamu
Ibu Nayla adalah wanita yang matre, dia rela menukarkan kebahagiaan anaknya demi harta. Suatu hari terjadi pertengkaran antara Ibu Nayla dengan putri satu-satunya, yaitu Lyla.
Ilustrasi Musik
Lyla : Tidak ! Tidak ! Tidak !
Tidak mau ! aku masih ingin terus kuliah.
Lyla jangan Ibu paksa !
Jangan Ibu katakan seperti itu lagi !
Ibu Nayla : ( Jengkel )
Dasar kau anak bandel, Lyla !
Kau ini mau menurut kepada siapa ?
hey, dengar ! Ibumu ini ingin membuat kau senang ! mengerti !
Lyla : Tapi, Lyla tidak mau bu !
Ibu Nayla : ( Membujuk )
Lyla, dengar dulu. Arief itu menaruh hati padamu.
Kau kan tau Arief itu jantan, anak orang kaya, ayahnya seorang direktur
perusahaan dan Arief itu anak satu – satunya. Kau mengerti maksud Ibu kan ?
Nah, mulai sekarang berbaiklah kau kepadanya.
Lyla : Yah, Ibu suruh Lyla berbaik kepadanya.Ibu suruh Lyla mencintainya dan
kemudian aku menikah dengannya dan berhenti kuliah.
Tidak ! Lyla katakan tidak, itu bukan tujuan hidupku.
Lyla ingin menamatkan kuliah ! Ibu tega !
Ibu Nayla : ( Marah )
Hey Lyla !
Tante Lysa : ( Muncul untuk siap – siap pergi ke kantor )
Hey ! ada apa ini mba’ ? pagi – pagi begini sudah kau suguhi aku sarapan cekcok
apa yang dibicarakan ?
Ibu nayla : Ini lho Lys , Lyla. baru sebesar ini saja sudah tidak mau diurus.
Tante Lysa : Ada apa dengan Lyla ? Anak satu saja sudah tak dapat kau urus.
Sudah ! Aku harus pergi ke kantor, Lyla !
Lyla : Ya, Tante !
Tante Lysa : Ambilkan tas Tante, cepat !
Lyla : ( Mengambilkan tas Tantenya, sambil memberikannya )
Tante, sebenarnya Lyla ingin sekali menyampaikan sesuatu yang penting.
Tante Lysa : Sudahlah !
Lyla : Tan, tadi malam saya menunggu tante sampai jam 10.00 WIB, tapi Tante belum
juga datang. Trus kapan dong bisanya Tante untuk dengerin curhatan aku ?
Tante Lysa : Sudah ! lain kali aja. Bicara saja dengan Ibumu. ( Terus berangkat )
Lyla : Ah Tante ! ( Kecewa )
Ibu Nayla : Lyla, kemari kau ! duduk !
Lyla : ( Duduk berhadapan dengan perasaan kecewa )
Ibu Nayla : Lyla, bukannya Ibu menyuruh kau cepat – cepat menikah. Ibu rasa Arief itu
orangnya baik, uang cukup, tampan apalagi yang kau ragukan ? Ibu ingin sekali
kau bahagia kelak. Ingat Lyla ! kau adalah anak satu – satunya Ibu. Harapan Ibu
hanyalah engkau.
Lyla : Ibu, Lyla paham itu. Tetapi, …. Lyla masih kuliah, Lyla tidak mau berteman
dengan orang seperti itu. Tahun lalu, ia mengutang kuliah. Sekarang kiranya
hanya bermain saja. Kuliah tidak ?! Bekerja tidak ?!, dan yang kaya itu hanya
orang tuanya, belum tentu kekayaan orang tuanya ia miliki, ia manfaatkan, mana
aku senang kepada orang seperti itu, Bu ! Lyla ingin sekali menyenangkan hati
Ibu, Lyla ingin menjadi seorang wanita maju yang berguna bagi bangsa & negara
Ibu Nayla : Bagus, tetapi hendaklah kau ingat bahwa ayah Arief itu majikan Tantemu !
Syaly : ( Muncul diambang pintu, berkunjung ke rumah Lyla untuk berangkat kuliah
bersama )
Selamat pagi, Bu !
Lyla : Hey Syaly, mari masuk ! Bu, ini teman Lyla, Mahasiswi yang terpandai di
kampus kami.
Ibu Nayla : Silahkan duduk nak !
syaly : Makasih, Bu !
Ibu Nayla : Apakah sepagi ini kalian sudah mau berangkat ?
Syaly : Oh ! Iya, Bu, karena pagi ini kami akan mengadakan kegiatan praktikum kimia
di Laboratorium kampus. Lyla juga jadi anggotanya, oleh sebab itu saya singgah
kesini untuk menjemput Lyla !
Lyla : Ia Bu !
( Semangat ) kami akan berangkat sekarang, Lyla berpakaian dulu ya Sya !?
Ibu Nayla : Jadi, nak Syaly ini temannya Lyla ?
Syaly : Ia Bu ! kami 1 tingkat dan saya dengan Lyla dipercaya teman – teman sebagai
pemimpin kegiatan ekstra praktikum itu.
Ibu Nayla : Ibu jadi sangsi ! apakah kuliah zaman sekarang banyak sekali melakukan
kegiatan di luar jam kuliah ?
Syaly : Sekarang kuliah / lembaga pendidikan itu, tidak hanya memajukan pengetahuan
di kelas saja, tapi diluar jam kuliah, kami mengadakan kegiatan.
Ibu Nayla : Apakah kegiatan itu dibimbing oleh dosennya ?
Syaly : Tentu Bu !
Lyla : ( muncul & siap berangkat )
Bu Lyla berangkat kuliah ya !
Syaly : Saya permisi, Bu !
Ibu Nayla : Ya, hati – hati ! kalau sudah selesai langsung pulang ke rumah.
Setting 3 : Pagi Menjelang Siang Hari
Setelah Lyla dan Syaly pergi ke kampus, tidak lama kemudian Arief datang untuk mengajak Lyla pergi .
Arief : Tok …. tok ….
Ibu Nayla : Oh Arief ! Apa kabarmu ? mari silahkan masuk.
Arief : Oh …. terima kasih Tante, ngomong – ngomong Lyla kemana ?
Arief mau mengajaknya ke suatu tempat spesial.
Ibu Nayla : Oh …. ya. Apakah benar, tetapi ( dengan wajah kecewa ) Lyla sudah pergi.
Arief : ( dengan muka kecewa )
Mari Tante, kapan – kapan tempat itu akan kutunjukkan kepada Lyla.
Setting 4 : Sore Hari di Ruang Tamu
Tiba – tiba Tante Lysa datang dari kantor, dan dia langsung menyapa Arief yang kelihatan sedang sedih.
Tante Lysa : Mengapa wajahmu kecut ?
Ibu Nayla : ( Senada menghibur )
Memang kecut dari dulu !.
Arief : Ah …. Tante malu – maluin aja !.
Setting 5 : Malam Hari di Ruang Tamu
Ilustrasi Musik
Toek ….. toek ….. toek ….. toek …..
Jam dinding menunjukkan hari telah malam, Lyla pun datang dari kampus dengan muka acuh – tak acuh. Kemudian Ibu Nayla pun menyapanya.
Ibu Nayla : Hey Lyla cepat kemari ! ( Sambil melambaikan tangannya )
Lyla : ( Berjalan menuju Ibunya dengan wajah cemberut, lalu duduk disebelah Ibunya )
Ibu Nayla : Tolong ngomrol temanin nak Arief, soal Ibu sama Tantemu mau ke dalam dulu !
Lyla : Baiklah Bu !
Arief : Hey Lyla kamu pasti kangen ya sama aku ?
Lyla : Narsis kamu
Arief : Tidak apa – apa demi cewek yang aku suka, aku rela ngelakuin apa aja yang
kamu mau ?
Lyla : Benarkah itu Arief ? kamu ngak bohong, kamu mau ngelakuin apa aja yang bikin
aku bahagia !
Arief : Iya aku sungguh – sungguh ! emangnya kamu minta apa dari aku ?
Lyla : Aku minta kamu lupain dan jangan ganggu aku lagi !
Arief : Tapi aku sayang banget sama kamu dari dulu !
Arief : Tapi aku sayang banget sama kamu dari dulu !
Masak sekarang aku harus melupakanmu ?
Lyla : Arief, bukannya kamu sendiri yang bilang, kalau kamu akan ngelakuin apa aja
yang aku mau ?
Arief : Iya, tapi kan ( dengan kecewa )
Lyla : Aku mohon lupain aku !
Arief : Baiklah kalau itu mau kamu, aku akan berusaha melupakan kamu, tapi kamu
Arief : Baiklah kalau itu mau kamu, aku akan berusaha melupakan kamu, tapi kamu
masih mau kan jadi teman aku ?
Lyla : Tentu aja aku mau jadi temanmu.
Mendengar pembicaraan Arief dan Lyla, Ibu Nayla kecewa dengan keputusan yang mereka ambil. Kemudian Ibu Nayla sadar bahwa kebahagian putri satu – satunya lebih berharga dari apapun juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar